Sabtu, 14 Februari 2009

Adiknya, menghancurkan semuanya!! ;-(

28 Desember 2008
Inilah hari yang ditunggu-tunggu. Kami semua sudah mempersiapkan seluruh kebutuhan dengan selengkap-lengkapnya. Telpon di rumah kami berdering, karena kami saling mengingatkan, da menanyakan tentang ketersediaan kami untuk terus mengikuti acara di Minggu pagi ini (ceilah bahasanya). Ya begitulah, pokoknya semua serba ribut dan serba lengkap.
Ketika sampai di rumahnya Eva, aku berbincang sebentar dengan Epha sambil menunggu kedatangan Inna dan Menur. Ketika menuju jalan raya, nggak tahunya malah ketemu sama Yudha bukannya Inna. Dan parahnya Yudha bawa temen, sebenarnya itu sih nggak apa-apa, tapi... ya temennya itu ngototan. Udah kita bilangin bahwa jangan ke rumahnya Eva, coz Eva bakal dicurigai bapaknya dan nggak boleh main ma kita lagi, tapi, temennya Yudha yang bernama Adit itu tetep aja ke rumah Eva. Mentang-mentang tahu jalan.
Akhirnya Menur datang, tapi malapetaka juga datang sesaat sebelum Menur datang, yaitu adiknya Eva ikut kita, waw... kiamaaaat!! Adik Eva yang terkenal killer n nakal banget itu,,, bisa mati kita dibuatnya!! ( Bagi yang belum tahu, asal tahu aja ya, adiknya Eva itu biasanya (sering/selalu) membuat onar dan menghancurkan semua rencana. Kalau aku jadi Eva udah aku tundukkan dari dulu-dulu itu anak, namanya juga Eva, dia itu penakut bin aneh. Yah pokoknya gitu deh ) nah sekarang kita harus gimana??? Karena terpaksa bin susah banget dibujuk, kita ajak adiknya Eva. Yah seakan-akan perjalanan kami ini perjalanan menuju neraka!! Yupz, neraka jahanam tepatnya. Gimana enggak, adik Eva sepanjang jalan ngejek n’ njahilin kita terus, kadang-kadang (selalu) setiap kali kesabaran udah hilang, salah satu dari kami (kecuali Eva) nendang dia, biar tahu rasa (hihihi... kejam).
Sekarang kembali ke..... cerita lah, orang dalem cerita nggak ada laptopnya!! Hal pertama yang akan kita lakuin adalah berenang, yupz melenceng jauh dari hal yang direncanakan, yaitu berarung jeram. Kata Eva, aku ulangi lagi, kata Eva, ya bukan kata kita, ah udahlah intinya kata Eva, adiknya itu kalau kedinginan musti pulang. N’ nyatanya, adiknya nggak pergi-pergi tuch. Sampai-sampai Yudha yang udah nungguin kita, sampai kayak orang-orangan sawah, jadi nggak bisa ngapa-ngapain, dan biang keroknya cuma 1, adiknya Eva, Dana. Inna marah, gara-gara Dana di suruh pulang nggak mau. Dana, ah males manggil gitu, kita sebut si D, D itu ngeludahin Menur juga.
Tadinya kita itu mau jalan-jalan waktu pulang, dan.... tara.. semua kandas gara gara D. Jijai bajai tralala, trilili najis ah... sbel banget tau nggak. Udah kayak gitu, dianya masih nggak mau minta maaf, n’ ujung-ujungnya, dia kita buat nangis. Puas, eh belom, itu masih kurang.
Akhirnya kita ke rumah Eva, ganti baju, n’ U know, waktu kita ganti baju, D maksa masuk, JIJAY najis banget. Eh pintu kita kunci n’ dia mecahin something di luar sana. Yang aku tahu, dia itu ngelempar barangnya itu ke pintu kamar Eva. Waktu makan, dia juga ngelemparin piring kita pakai rumput. Kesabaran sudah diambang batas... sedikit lagi, tipis, tipis sekali, dan habis sudah kesabaran kita (aku dan Menur), ketika dia turun tangga, kita lempar pakai “rambutan” U know? Kena matanya bow, cool, keren, asiik (ih kejem lagi deh). Yah pokoknya gitu, dan dia masih balas dendam juga, dengan memberi sepatuku dan Menur pakai bumbu mie, ya bumbu mie. Benar-benar keterlaluan, dia juga berkata padaku ‘minggato kono, cepet kono’ (minggat sana, cepet) ‘kamu yang minggat’, batinku.
Bapaknya Eva berkata ‘eh mbak, adiknya nakal nggak?’ dengan amat sangat dan sangat sangat bangga dan sombong sedikit aku berkata ‘TIDAK’, dan bapaknya Eva berkata, ‘yah adiknya Eva ini emang beda, dia itu nakal!’. ‘betul itu, anakmu itu emang nakal, kalau menurut pendapatku, seorang psikiater terkenal (waktu itu aku pura-puranya jadi psikiater), anakmu itu GILa, iya pak, GILA’ hatiku berbicara. Waw, kenapa Eva bisa betah dengan anak kayak monster gitu, eh salah, lebih tepat kayak jelmaan preman, habis dia sukanya ngompasi (semacam merampok, malak), mukul, dan menghina kakaknya. Kalau aku jadi Eva, sudah aku siapkan liang kubur (hihihi). Dosa Nezt, dosa, nyebut..nyebut.. hehehe hati nuraniku masih bisa berkomentar juga!

Tidak ada komentar: